event

MUSYAWARAH TAHUNAN JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA IAIN TULUNGAGUNG ANGKATAN 2018

MALIKA FC

TIM UTAMA FUTSAL SOSIOLOGI AGAMA IAIN TULUNGAGUNG "MALIKA FC"

event

pacitan

SAVE PACITAN

kegiatan bakti sosial bersama LTNU di Pacitan, dengan agenda trauma hearing

Sosiologi Agama adalah salah satu program studi di lingkungan IAIN Tulungagung.yang bernaung di bawah Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD). SALAM SATU WARNA

Sunday, February 23, 2020

Forum Mahasiswa Fuad HMJ Sosiologi Agama 1

Sosiologi Agama Gelar FORMAD Perdana di Semeater Genap

Jum'at, 21 Februari 2020 Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sosiologi Agama kembali adakan kegiatan rutin, yaitu FORMAD (Forum Mahasiswa FUAD). Kegiatan ini terbuka untuk umum dan dimulai pada pukul 7.30 WIB sampai 8.40 WIB. FORMAD Perdana ini bertempat di Balkon Lantai 3 Gedung Arief Mustakim.
FORMAD yang diusung kali ini bertemakan Strukturalisme. Di mana itu adalah suatu paham yang pernah berkembang di era Modern ini. Kali ini, FORMAD dipantik oleh Adi Yulianto, ketua HMJ Sosiologi Agama 2019-2020.
 

Adi memaparkan bahwa Strukturalisme berasal dari Bahasa Inggris yakni Structuralism yang artinya membangun. Secara terminologi, strukturalisme adalah paham atau pandangan yang menyatakan bahwa masyarakat dan budaya memiliki struktur. Struktur yang menyadari semua hal tentang manusia dari perlakuan, pikiran dan perasaan. Strukturalisme berkembang pada tahun 1950-1960an, namun pada tahun ke 1970 strukturalisme mendapat kritikan karena dianggap ahistorisme. 
Adapun ciri-ciri strukturalisme, yaitu memfokuskan pada deskripsi keadaan akal objek melalui penyelidikan ataupun penelitian. Pemantik memaparkan bahwa struktur menjadi aspek pertama dalam strukturalisme, yang merupakan teori menyatakan dari sebuah gejala budaya untuk membangun teoritis yang tersusun dari unsur-unsur yang saling berhubungan. 
Berbeda lagi dengan Strukturalisme Prancis. Di mana strukturalismenya menekankan pada Bahasa. Salah satu tokohnya, yaitu Berers menyatakan bahwa bahasa-bahasa disimbolkan dari A-Z. Hal ini diperjelas dengan Proaoretik (kode dengan suatu benda), Hermeunetik (Kode mengajukan pertanyaan), Kultural (kode yang mengandung referensi pada pengetahuan umum), Semis atau Konotatif (Kode yang terkait dengan tema), Simbolis (kode yang berkaitan dengan tema namun simbolis ini jangkauannya lebih besar dan luas).
Sedangkan, dari sisi subtansi pandang para ahli, strukturalisme mempunyai aspek yang begitu luas. Selain itu juga dapat dipahami sebagai Movment of mind (gerakan pemikiran), metode, evolusi kajian linguistik, dan lain sebagainya. 
Lebih jauh lagi, pemantik mengangkat pembicaraan dari salah datu tokoh strukturalisme, yaitu Ferdinand de Saussure. Ia  adalah filsuf kontemporer yang muncul pada abad ke-20. Menurut de Saussure, strukturalisme adalah cara filsafat yang mendasari semua pemikiran abad modern dan linguistik merupakan salah satu Ilmu yang sistematis dalam bidang humaniora.
Selain itu, de Saussure juga telah meletakkan linguistik moderen dan ia sudah menerbitkan karya tulisnya melalui buku yang berjudul Cours de Linguistique general pada (1916). Dari buku tersebut, teori linguistiklah yang dicantumkan dalam strukturalisme. 
Pemantik mengakhiri diskusi dengan pemaparan ringkas tentang strukturalis. Hingga diskusi ditutup dengan tanya jawab.
Siti Mariam (Sosiologi Agama Semester 2A)