Sosiologi Agama adalah salah satu program studi di lingkungan IAIN Tulungagung.yang bernaung di bawah Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD). SALAM SATU WARNA

Sunday, March 1, 2020

Formad 2: Menyelisik Fungsionalis Struktural
Jumat, 28 Februari 2020, pukul 07.30 – 09.00 WIB Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sosiologi Agama melaksanakan kegiatan Forum Mahasiswa FUAD (FORMAD) di Balkon Gedung Arief Mustaqiem lantai tiga. FORMAD kali ini membahas tentang “Fungsionalisme Struktural” yang dipantik oleh Natasya Pazha Denanda dan dimoderatori oleh Muhammad Yahya.


Natasya menjelaskan bahwa Teori Fungsionalisme Struktural dicetuskan oleh tokoh Sosiologi yang bernama Emile Durkheim. Emile Durkheim ini menganalogikan fungsionalisme struktural sebagai satu kesatuan organisme.
Ada dua tokoh sosiologi yang terpengaruh oleh Teori Fungsionalisme Durkheim, yaitu:


  1. Talcott Parsons

Talcott Parsons adalah seorang sosiolog yang lahir pada 13 Desember 1902 di Colorado, Amerika. Ia meninggal pada 8 Mei 1979 di Munich, Jerman. Talcott berasal dari keluarga yang memiliki intelektual tinggi dan ayahnya seorang pendeta gereja, seorang profesor, dan presiden dari sebuah kampus kecil.
Sebagai seorang sosiolog kontemporer dari Amerika Talcott menggunakan pendekatan fungsional. Pendekatannya juga dipengaruhi oleh pemikiran August Comte, Emile Durkheim, Vilfredo Pareto dan Max Weber. Hal tersebut menyebabkan Teori Fungsionalisme Talcott Parsons bersifat kompleks.
Prinsip-prinsip pemikiran Talcott Parsons, yaitu tindakan individu manusia yang diarahkan pada tujuan. Menurut Talcott Parsons tindakan sosial adalah suatu tindakan individu yang berinteraksi dengan individu lain yang mempengaruhi individu tersebut. Ada beberapa tindakan imperatif fungsional diantaranya, yaitu tindakan rasional instrumental, nilai, afektif dan tradisional.
Pemikiran Talcott Parsons tentang Teori Agil ada empat:

  •  (Adaptasi) yaitu sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat, sistem harus menyesuaikan dengan lingkungannya.G
  • Goalattainment (pencapaian tujuan) yaitu sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya.
  • Integration (integrasi atau pembauran) yaitu sebuah sistem harus bisa mengatur komponen-komponennya.L(
  • Latencypemeliharaan pola) yaitusistem harus melengkapi, memelihara dan memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola kultural.
2. Robert King Merton

Robert King Merton adalah seorang sosiolog yang lahir pada 4 Juli 1910 di pemukiman kumuh di Philadelphia, Amerika. Ia meninggal pada 23 Februari 2003 di New York, Amerika. Merton mengembangkan konsep keseimbangan bersih. Ia juga mengkritik tiga postulan (asumsi yang jadi pangkal dalil yang dianggap benar tanpa perlu membuktikannya), yaitu:

  • Postulat ksatuan fungsional masyarakat (semua keyakinan dan praktik-praktik kultur budaya dan sosial sudah di standarkan untuk kemanfaatan masyarakat).P
  • Postulatfungsional universal (semua aspek yang ada di masyarakat itu sudah baku dan memiliki fungsi-fungsi positif).
  • Postulatkebutuhan mutlak (dalam setiap tipe peradaban, setiap kebiasaan dan kepercayaan memenuhi beberapa fungsi penting. Ada dua istilah yaitu difungsi (memelihara situs sosial dan memberikan nilai negatif) dan nonfungsi (lebih ke konsekuensi-konsekuensi atau sudah tidak relevan).

Setelah Natasya selesai memaparkan tentang Fungsionalisme Struktural kepada teman-teman jurusan Sosiologi Agama, moderator langsung membuka pertanyaan bagi siapa yang ingin bertanya. Dan selesai sesi tanya jawab moderator langsung menutup diskusi tersebut.
Nurul Arifah (Sosiologi Agama Semester 2B).

0 comments: