event

MUSYAWARAH TAHUNAN JURUSAN SOSIOLOGI AGAMA IAIN TULUNGAGUNG ANGKATAN 2018

MALIKA FC

TIM UTAMA FUTSAL SOSIOLOGI AGAMA IAIN TULUNGAGUNG "MALIKA FC"

event

pacitan

SAVE PACITAN

kegiatan bakti sosial bersama LTNU di Pacitan, dengan agenda trauma hearing

Sosiologi Agama adalah salah satu program studi di lingkungan IAIN Tulungagung.yang bernaung di bawah Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD). SALAM SATU WARNA

Thursday, October 15, 2020

Formad daring : Sosiologi Klasik " Emile Durkheim"

 Jum'at, 09 Oktober  2020 pukul 19.00-selesai, di rumah masing-masing via WhatsApp Grub. Himpunan Mahasiswa Jurusan ( HMJ ) Sosiologi Agama mengadakan kegiatan diskusi daring mingguan yang bernama FORMAD (Forum Mahasiswa FUAD) dengan tema “Sosiologi Klasik: Emile Durkheim” yang di pantik oleh Siti Mariyam  jurusan Sosiologi Agama angkatan 2019-2020 dan ditemani moderator Estu Farida Lestari jurusan Sosiologi Agama angakatan 2019-2020.

Tema kali ini yang mengkaji teori-teori klasik dari Emile Durkheim lanjutan dari diskusi sebelumnya. Via whatsapp grub moderator sebagai pemimpin jalannya diskusi, pemantik memaparkan empat teori yang dikaji oleh Emile Durkheim yakni Teori fakta sosial, solidaritas, religius, dan bunuh diri. Pertama pemantik sedikit mengulas biografi Durkheim. 

Emile Durkheim lahir pada15 April 1858, di Epinal Prancis.  Durkheim lahir dari keturunan para Rabi  "kiyai" ia dikenal dengan Sosiolog Modern pada pertengahan abad klasik modern.  Pemikiran Durkheim dipengaruhi oleh Auguste Comte, Aristoteles, Imanunel Kant, Rene Descrates, dan Hearbert Speancer. karya populer Emile Durkheim Meliputu,  The Division of Labor in Society (1893), The Rules of Sociological Methot (1895), Suicide (1897),  The Elementary Froms of Religious Life (1912). 

Selanjutnya kepembahasan pemikiran dan teori yang dikaji oleh Durkeim 

Fakta Sosial, Menurut Emile Durkheim, fakta-fakta sosial adalah Cara bertindak, yang berpengaruh pada diri individu, seluruh cara bertindak yang umum dipakai di masyarakat dan pada saat yang sama keberadaannya terlepas dari menifestasi-menifestasi individual. Yang berhubungan dengan gejala sosial seperti aturan legal, moral, bahasa, dsb). 

Fakta sosial ini digolongkan menjadi dua yaitu: Material:  Secara Nyata, contoh Intruksi pembangunan. Dan Nonmaterial:Tidak nyata atau abstrak, contoh oponi.  Moralitas, nurani kolektif (Yang melekat pada hati),  representasi kolektif (simbol agamis, mitos)  dan arus sosial.     

Solidaritas, Durkheim mengklasifikasikan solidaritas menjadi dua tipe yakni solidaritas meknis dan organik.  Solidaritas mekanis: masyarakat pedesaan. Cirinya,  bersatu dan gotong royong. Solidaritas Organik: masyarakat perkotaan. Cirinya, kepentingan berbeda, dan bersifat individual.   

Religius, Emile Durkheim juga sering dikenal sebagai tokoh sosiologi yang religius. Menurut Durkheim "agama adalah sebagai identitas" Teori Agama sakral dan profan. Profan: aktivitas sehari-hari. Seperti ibadah atau aktivitas religius  yang kita lakukan setiap hari.   sakral: Sesuatu yang dianggap suci, aktivitas yang dilakukan diwaktu-waktu tetentu. Menurut Durkheim, sakral diciptakan melalui ritual-ritual yang menggunakan kekuatan moral masyarakat kedalam simbol agamis yang mengikat para individu dan kelompok.

Suicide (bunuh diri) Alasan Durkheim memilih untuk mempelajari teori bunuh diri adalah karena suatu fenomena yang relatif konkret dan spesifik yang memiliki data agak baik. 

Empat tipe tahapan bunuh diri:

Bunuh diri Egoistik, erdasarkan integrasi yaitu rasa integrasi atau solidaritas terendah. 

Bunuh diri Altruistik, Berdasarkan integrasi tinggi atau integrasi sosial terlalu kuat.

Bunuh diri Anomik, Berdasarkan regulasi rendah. 

Bunuh diri fatalistik,  Berdasarkan regulasi tinggi. Bunuh diri fantastik ini lebih mungkin terjadi ketika regulasi terlalu berlebihan. 

Dari keempat teori yang dikaji oleh Durkheim dalam diskusi kali ini yang paling menarik dari pandangan audiens ialah teori bunuh diri, pembahasa meluas mengenai teori suicide tersebut. Moderator melanjutkan diskusi dengan sesi tanya jawab yang akurat hingga diskusi berjalan dengan baik hingga akhir.  


Penulis: Siti Mariyam


Formad daring: Sosiologi Klasik "August Comte"

 Jum'at, 02 Oktober  2020 pukul 19.00-selesai, di rumah masing-masing via WhatsApp Grub. Himpunan Mahasiswa Jurusan ( HMJ ) Sosiologi Agama mengadakan kegiatan diskusi daring mingguan yang bernama FORMAD (Forum Mahasiswa FUAD) dengan tema “Sosiologi Klasik: Auguste Comte” yang di temai oleh Yulia Novita Hanum  jurusan Sosiologi Agama angkatan 2019-2020 dan ditemani moderator Nikmatul Laili jurusan Sosiologi Agama angakatan 2019-2020.

Pertama pemantik memaparkan mengenai biografi Comte,  Auguste Comte lahir pada 1798 di Montpellier, kota di selatan Perancis yang menjadi salah satu pusat gerakan resistensi terhadap revolusi Perancis. Comte lahir di keluarga borjuis Katolik yang taat. Namun, masa kecilnya penuh dengan kenangan pahit disebabkan oleh kekacauan periode Revolusi Perancis. Comte dikenal sebagai bapak positivisme dan juga dianggap sebagai orang pertama yang mencetuskan istilah sosiologi sebagai ilmu pengetahuan modern yang mempelajari aspek sosial dari kehidupan manusia. Comte adalah tokoh sosiologi klasik awal. Ideologi positivisme Comte mengusung keyakinan bahwa masyarakat dapat dipahami sesuai dengan hukum-hukum ilmu alam.

Selanjutnya pembahasan mengenai pemikiran yang di dalamnya membahas Positivisme Auguste Comte. Comte berpendapat, positivisme adalah cara pandang dalam memahami dunia dengan berdasarkan sains. Penganut paham positivisme meyakini bahwa hanya ada sedikit perbedaan (jika ada) antara ilmu sosial dan ilmu alam, karena masyarakat dan kehidupan sosial berjalan berdasarkan aturan-aturan, demikian juga alam. Tiga tahap dalam positivism:

1. Tahap teologis. Tingkat pemikiran manusia beranggapan bahwa benda didunia mempunyai jiwa dan disebabkan oleh suatu kekuatan diatas manusia / kekuatan dewa / gaib.

2. Tahap metafisis Manusia percaya bahwa gejala yang ada dan terjadi didunia disebabkan oleh kekuatan hukum alam / supranatural. Tahap ini penyederhanaan terhadap dewa yang mengatur gejala tersebut.

 2. Tahap positifis Manusia sanggup berpikir secara ilmiah, dan ditahap inilah berkembangnya ilmu pengetahuan.

Karya – Karya Auguste Comte:

Course of Positive Philosophy (Pelajaran Filsafat Positif)

- Course memuat dua tujuan, yaitu fondasi untuk sosiologi (yang ia sebut fisika sosial) dan koordinasi ilmu positif.

- 5 ilmu sains yang fundamental (Matematika, Astronomi, Fisika, Kimia, dan Biologi)

System of Positive Politics (Sistem Filsafat Positif)

- Agama humanitas

Auguste Comte membagi sosiologi menjadi dua bagian

1. Social Statics. Mencari hukum-hukum tentang aksi dan reaksi dari berbagai bagian didalam suatu sistem sosial. Hukum-hukum tentang gejala sosial yang bersamaan waktu terjadinya. Empat doktrin social statics yaitu doktrin tentang individu, keluarga, masyarakat, dan negara.

 2. Social Dynamic. Teori tentang perkembangan dan kemajuan masyarakat, karena social dynamic merupakan study tentang sejarah yang akan menghilangkan filsafat yang spekulatif tentang sejarah itu sendiri.



 Dapat kita ketahuai bahwa Auguste comte merupakan bapak sosiologi sekaligus positivisme dan orang pertama yang mencentuskan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan modern yang mempelajari aspek sosial kehidupan manusia. Positivisme adalah cara pandang dunia jangan berdsarkan sains. Ada tiga tahap dalam positivisme : teologis.metafisik.positifisme. kemudian auguste comte membagi sosiologi kedalam Dua bagian: social static dan social dynamic.

Friday, October 2, 2020

Formad daring 3 : Sosiologi Agama

 Jum’at 25 september 2020 Pukul 19.00-selesai, kegiatan FORMAD (Forum Mahasiswa Fuad)  Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi Agama yang masih dilaksanakan via online  karena keadaan yang masih mengharuskan mahasiswa melaksanakan  perkuliahan secara daring. Meakipun  secara daring tidak sedikitpun mengurangi antusias teman teman sosiologi agama untuk berdiskusi. Formad kali ini yang dipantik oleh kak Ayom Puspa Ariyani dengan membawa tema “Sosioligi Agama” dan ditemani Moderator Sufa Trisna Setiani.

Materi yang disampaikan oleh pemantik yang pertama yakni pengertian sosiologi agama menutut para ahli. yang pertama menurut Dillon Sosiologi agama dalam pandangannya, bahwa sosiologi agama    adalah upaya sosiolog dalam mendeskripsikan, memahami, serta menjelaskan bagaimana cara agama berlaku dalam masyarakat. Kedua pengertian menutrut Drs. D. Hendropuspito, O.C Sosiologi agama adalah cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat agama secara sosiologis untuk mencapai keterangan ilmiah antara kepentingan masyarakat agama dan masyarakat luas pada umumnya.

  Kelahiran Sosiologi lazimnya dihubungkan dengan seorang ilmuwan prancis yang bernama august comte (1798-1857) yang dengan kreatif telah menyusun sintesis berbagai aliran macam pemikiran kemudian mengusulkan mendirikan ilmu tentang masyarakat dengan dasar filsafat empiris yang kuat.

Sedangkan minat mempelajari fenomena agama dalam masyarkat mulai tumbuh sekitar pertengahan abad ke-19 oleh sejumlah sarjana barat terkenal seperti Edward B.Taylor (1832-1917), Herbert Spencer (1820-1903), Frederick H.Muller (1823-1917). Tokoh-tokoh ini lebih tertarik kepada agama-agama primitive akan tetapi pengkajian masalah agama secara ilmiah dan terbina mulai sekitar tahun 1900. Mulai saat itu hingga menjelang munculnya buku-buku sosiologi agama yang sering disebut dengan nama sosiologi klasik.

Soaiologi agama memiliki peranan sebagai berikut : 

Memberikan pengetahuan terkait pola-pola interaksi sosial keagamaan yang ada dalam masyarakat

Untuk mengontrol serta mengendalikan tindakan serta perilaku keberagamaan dalam kehidupan masyarakat

Semakin memahami nilai-nilai, norma, tradisi, serta keyakinan yang dianut oleh mayarakat lain, juga memahami perbedaan yang ada. 

Menekan timbulnya konflik antar umat beragama.

Bersikap lebih kritis serta rasional menghadapi gejala-gejala sosial keberagaman masyarakat.

Uuntuk memperjelas materi dari pemantik, Diskusi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. 

Penulis : Sufa Trisna Setiani

Formad daring 2 : sejarah agama

 


Formad Daring : Sejarah Agama

Minggu,20 September 2020 pukul 08.00-selesai, di rumah masing-masing via WhatsApp Grub. Himpunan Mahasiswa Jurusan ( HMJ ) Sosiologi Agama mengadakan kegiatan diskusi daring mingguan yang bernama FORMAD (Forum Mahasiswa FUAD) dengan tema “Sejarah Agama” yang di temai oleh Estu Farida Lestari jurusan Sosiologi Agama angkatan 2019-2020 dan ditemani moderator Ismi Mufa Idatus Zahroh jurusan Sosiologi Agama angakatan 2019-2020.

Sebelum Pemateri memaparkan materinya, lebih awal pemateri menyapa teman-teman dan pemateri hanya menyampaikan sedikit tentang sejarah agama, karna sejarah agama jika di bahas akan luas, jadi kita diskusi sangat singkat dan jelas dan bisa di pahami semua anggota formad.

Teori awal munculnya kegelisahan dalam memahami agama adalah pada kisaran tahaun 1870, dengan salah satu tokoh yang bernama Friederich Max Muller yang berprofesi sebagai seorang professor Jerman dan merupakan orang yang datang ke Inggris dalam rangka mengamati konflik keagamaan sekaligus menggerakkan konsep “Scient of Religion” yang nanti akan banyak kita bahas.   

kemampuan Muller dalam menyelesaikan pengamatan sekaligus memberikan jawaban mengenai pertanyaan tersebut, Muller menjawabnya dengan sebuah buku pengantar ilmu agama atau “Introduction To The Scient Of Religion” pada tahun 1879. Konsep pemikiran Muller adalah melogiskan pemikiran tentang agama dan sains yang dapat disatukan satu sama lain. Freidrich Max Muller memilih pendekatan naturalistik dalam memahami sesuatu yang mendukung keyakinan agama.  Lalu Muller merasa bahwa kunci untuk memahami agama adalah bahasa. Muller dan murid perbandingan filologinya juga menunjukkan bentuk-bentuk bahasa di India dan beberapa bagian Eropa berasal dari bahasa satu masyarakat purba yang disebut masyarakat arya.

Muller juga menyebutkan bahwa perubahan kata benda menjadi objek disebut dengan istilah nomina yang berubah menjadi numina, kesalahan dalam pengartian kata ini disebut “penyakit bahasa” oleh Muller. Tylor akhirnya juga sedikit terlatih dalam bidang bahasa, juga berpikir bahwa pendapat Muller ada benarnya.

Dan masih banyak pembahasan lainnya yang tentang sejarah agama, yang pastinya akan masih membutuhkan waktu lama untuk di diskusikan, jadi itu pembahasan diskusi tetang sejarah agama, dan audience diskusi sangat aktif banyak pertanyaan-pertanyaan mengenai sejarah agama.


Penulis:  Ismi Mufa Idatus Zahroh