Sosiologi Agama adalah salah satu program studi di lingkungan IAIN Tulungagung.yang bernaung di bawah Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD). SALAM SATU WARNA

Monday, August 30, 2021

Teori Post-Strukturalisme

Penulis : Windy Eka Sari

Jumat, 7 Mei 2021 pada pukul 20.00-21.30 Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Sosiologi Agama mengadakan kegiatan diskusi daring mingguan yang bernama FORMAD (Forum  Mahasiswa FUAD) dengan tema “Teori Post-strukturalisme” yang dipantik oleh Nurul Arifah Mahasiswa Sosiologi Agama UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulunggagung dan ditemani oleh moderator Gerwin Satria Nirbaya Mahasiswa Sosiologi Agama UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulunggagung. Diskusi ini dilakukan secara virtual di rumah masing-masing melalui via Google Meeting.

Tema kali ini membahas tentang pengertian Post-strukturalisme, tokoh aliran Post-strukturalisme, pengaruh dan sumbangsih Post-strukturalisme dalam gaya arsitektur dunia.  Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan banyak sekali teori baru yang muncul. Hal ini bisa terjadi karena terdapat problematika yang semakin kompleks, serta melahirkan gagasan baru yang diungkapkan oleh tokoh guna menawarkan alternatif jawaban atas problematika tersebut.

Gagasan ini muncul karena adanya kritik terhadap teori lama dan melahirkan pemikiran baru yang dianggap lebih sesuai. Salah satu yang timbul akibat adanya kritik terhadap teori lama pada era kontemporer saat ini adalah teori Post-strukturalisme. Post-strukturalisme terdiri dari dua kata yakni “Post” berarti setelah, sesudah, terlampaui. sedangkan “struktralisme” berarti gerakan linguistik yang berpandangan bahwa hubungan antara unsur itu sendiri, satu-satunya objek bahasa. Dengan ini dapat diketahui bahwasannya Post-strukturalisme adalah sebuah dekonstruksi terhadap teori teori strukturalisme muncul karena adanya ketidakpuasan.

Tokoh teori Post-strukturalisme antara lain yaitu Michel Foucault, Jacques Derrida, Gilles Deleuze, Jean-Francois Lyotard, Roland Barthes, Jacques Lacan, Louis Althusser, Jean Baudrillard, Slavoj Zizek, Ernesto Laclau, Julia Kristeva, Chantal Mouffe, Judith Butler, dan Helene Cixous. Dari sekian banyak tokoh teori Post-strukturalisme hanya kita bahas dua tokoh yaitu Michel Faucault dan juga Jacques Derrida.

Pertama, Michel Faucault. Dia adalah seorang filsuf asal Prancis, sejarawan, kritikus, sosiolog dan intelektualis. Semasa hidupnya memegang kursi jabatan di College de France dan juga menjadi dosen di Universitas Callifornia. Salah satu karya serta sumbangsih atas pemikiran teori Post-strukturalisme adalah faktor sosial budaya. Faktor ini sangat berpengaruh untuk menjelaskan karakter ilmiah yang dipengaruhi oleh waktu dan tempat.

Selain itu ia berpendapat bahwasannya fakta masyarakat berkaitan dengan ekonomi kapitalis yang dikemukakan oleh Weber. Bentuk solidaritas serta sikap rasionalis yang dikemukakan oleh Weber bukanlah aspek utama dalam masyarakat menuju modern melainkan bagaimana bentuk baru pengetahuan ada pada masa pramodernitas.

Kedua, Jecques Derrida. Dia adalah seorang filsuf yang berasal dari keturunan Yahudi. Ia belajar dan menetap di Prancis sampai meninggal dunia. Dia pernah menjadi dosen filsafat di salah satu Universitas Prancis dan Univesitas Yale. Dia juga pernah menjadi anggota partai komunis Prancis. Derrida adalah seorang tokoh yang berpengaruh dalam teori Post-strukturalisme, adapun pemikirannya dikenal dengan nama Dekonstruksi.

Dekonstruksi merupakan sebuah metode membaca teks, dan ia berpendapat dengan adanya dekontruksi dapat diketahui bahwasannya setiap teks selalu memunculkan anggapan-anggapan yang absolut. Menurut Derrida, dekonstruksi ialah perubahan yang terus menerus terjadi karena adanya perkembangan berbagai cara untuk memepertahankan kehidupan masyarakatnya melalui bahasa dan teks tersusun atas sistem-sistem yang hidup. 

Derrida juga mencoba mengkritisi logosentrisme dan fonosentrisme. Adapun kelemahan logosentrisme menurut Derrida adalah menghapus formad material bahasa. Sedangkan kelemahan fonosentrisme adalah mengaksentuasikan ucapan daripada tulisan. Adapun arsitektur yang bercorak Post-strusturalisme adalah bangunannya yang tidak teratur dan cenderung aneh, berukuran besar dan tinggi. Bangunan Post-strukturalisme berada di tempat yang strategis. Contonya adalah Burj Khalifah di Dubai.

0 comments: