Sosiologi Agama adalah salah satu program studi di lingkungan IAIN Tulungagung.yang bernaung di bawah Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD). SALAM SATU WARNA

Monday, November 5, 2018

aksi bela tauhid atau bela kamu?

Melihat fenomena agama yang terjadi di Indonesia begitu miris melihat bahwa suatu agama bisa menjadi bibit-bibit perpecahan di dalam suatu negara. Perpercahan atau konflik agama menjadi beberapa faktor yang sering terjadi dan mengakibatkan konflik di seluruh dunia dan Islam menjadi salah satu agama yang memang sangat mudah untuk dijakdikan bahan pemecah belah seperti yang terjadi di Suriah dan kawasan timur tengah lainnya.
Perpecahan yang terjadi di negara-negara lain juga sama seperti yang terjadi di Indonesia ada yang berbeda madhab dan Ideologi menjadi awal perpecahannya, dari satu kelompok yang tidak mua mengalah dengan kelompok lain sehingga menganggap pemikirannya itu benar dan yang lain salah sehingga memicu konflik di kalangannya sendiri. Kejadian inipun merembet sampai pada kawasan kekuasaan dan berujung pada kedudukan politik sebagai penentu siapa yang paling berjaya pada suatu negara tersebut.
Pemikiran radikalismepun muncul di kawasan Indonesia dan mulai memberikan doktrin bahwa khilafah adalah salah satu system yang paling baik untuk digunakan dalam bernegara. Pemikiran ini tidak sepenuhnya diterima dikalangan orang islam sendiri, di Indonesia banyak orang-orang yang menentang pemikiran dan system ini bahkan  didunia sekalipun orang kurang menykai system khilafah yang diusung karena melihat sejarah dimana system seperti ini memang tidak bisa bertahan lama dan berakhir pada peperangan antar agama dan bisa juga hancur gara-gara internalnya sendiri yang gila kekuasaan.
Fenomena seperti yang terjadi kemarin bisa kita amati secara umum ada beberapa kepentingan yang terlihat jelas. Yang pertama tentu mensyiarkan bahwa islam itu besar dan tidak boleh diremehkan di Indonesia dan menandakan bahwa bendera jihad itu berwarna hitam dan bertuliskan kalimat tauhid didalamnya, menjadi satu upaya untuk memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa islam mempunyai bendera kebesaran seperti yang dikibarkan oleh mereka akan tetapi pemikiran secara umum di seluruh dunia memandang bahwa bendera seperti itu identik bendera HTI dan tidak boleh berkibar diseluruh dunia, kecuali di Indonesia. Fakta kedua digunakan sebagai  alat politik, bisa dilihat bahwa kegiatan demo yang awalnya membela agama berujung pada keinginan untuk menggantikan presiden yang berkuasa saat ini dengan memaparkan fakta-fakta yang kurang kuat dalam orasinya.
Mungkin ini saja yang bisa saya tulis dalam atikel ini masih banyak lagi fakta-fakta yang ada dibalik aksi ini yang sengaja tidak saya tulis. Dan ini hanya sebuah pandangan saya tentang kejadian yang ada saat ini bukan bermaksud lain saya hanya ingin menulis apa yang saya ketahui tentang kejadian ini dengan niatan untuk belajar mengkritik, meganalisis suatu kejadian secara behavior.

0 comments: