Melihat fenomena agama yang
terjadi di Indonesia begitu miris melihat bahwa suatu agama bisa menjadi
bibit-bibit perpecahan di dalam suatu negara. Perpercahan atau konflik agama
menjadi beberapa faktor yang sering terjadi dan mengakibatkan konflik di seluruh
dunia dan Islam menjadi salah satu agama yang memang sangat mudah untuk
dijakdikan bahan pemecah belah seperti yang terjadi di Suriah dan kawasan timur
tengah lainnya.
Perpecahan yang terjadi di
negara-negara lain juga sama seperti yang terjadi di Indonesia ada yang berbeda
madhab dan Ideologi menjadi awal perpecahannya, dari satu kelompok yang tidak
mua mengalah dengan kelompok lain sehingga menganggap pemikirannya itu benar
dan yang lain salah sehingga memicu konflik di kalangannya sendiri. Kejadian
inipun merembet sampai pada kawasan kekuasaan dan berujung pada kedudukan
politik sebagai penentu siapa yang paling berjaya pada suatu negara tersebut.
Pemikiran radikalismepun muncul
di kawasan Indonesia dan mulai memberikan doktrin bahwa khilafah adalah salah
satu system yang paling baik untuk digunakan dalam bernegara. Pemikiran ini
tidak sepenuhnya diterima dikalangan orang islam sendiri, di Indonesia banyak
orang-orang yang menentang pemikiran dan system ini bahkan didunia sekalipun orang kurang menykai system
khilafah yang diusung karena melihat sejarah dimana system seperti ini memang
tidak bisa bertahan lama dan berakhir pada peperangan antar agama dan bisa juga
hancur gara-gara internalnya sendiri yang gila kekuasaan.
Fenomena seperti yang terjadi
kemarin bisa kita amati secara umum ada beberapa kepentingan yang terlihat
jelas. Yang pertama tentu mensyiarkan bahwa islam itu besar dan tidak boleh
diremehkan di Indonesia dan menandakan bahwa bendera jihad itu berwarna hitam
dan bertuliskan kalimat tauhid didalamnya, menjadi satu upaya untuk memberikan
gambaran kepada masyarakat bahwa islam mempunyai bendera kebesaran seperti yang
dikibarkan oleh mereka akan tetapi pemikiran secara umum di seluruh dunia
memandang bahwa bendera seperti itu identik bendera HTI dan tidak boleh
berkibar diseluruh dunia, kecuali di Indonesia. Fakta kedua digunakan
sebagai alat politik, bisa dilihat bahwa
kegiatan demo yang awalnya membela agama berujung pada keinginan untuk menggantikan
presiden yang berkuasa saat ini dengan memaparkan fakta-fakta yang kurang kuat
dalam orasinya.
Mungkin ini saja yang bisa saya
tulis dalam atikel ini masih banyak lagi fakta-fakta yang ada dibalik aksi ini
yang sengaja tidak saya tulis. Dan ini hanya sebuah pandangan saya tentang
kejadian yang ada saat ini bukan bermaksud lain saya hanya ingin menulis apa
yang saya ketahui tentang kejadian ini dengan niatan untuk belajar mengkritik,
meganalisis suatu kejadian secara behavior.
0 comments:
Post a Comment