Pecundang Ilmu
By: Natasya Pazha Denanda
Memangnya kau ini siapa?
Pemilik raga dari pelosok yang selalu berlagak sok
Pemilik jiwa bengkok tanpa ada sisa ilmu yang kau stok
Memang, kegiatan kau mulai dari ayam berkokok
Memang, helaian kertas dan pena kau genggem hingga bengkok
Namun, kau gemar sekali berkata nanti, nanti, dan nanti
Kau hanya kerangka reyot, tanpa ada guna sama sekali
Segala upaya hanya sekadar penggugur kewajiban
Kau kata, agar tidak segera beranak pinak misalnya
Dahulu, kala fajar menampakkan diri, kau saut handuk lalu berlari
Dahulu, kala kilauan mentari yang membakar hari, dengan giat kau mencoba lagi dan lagi
Dahulu, kala semburat langit yang berganti, kau cambuk otak dengan percaya diri
Namun saat gagal itu menghujam, kau hanya diam
Melamun sendu berwajah sayu
Spermamu adalah sperma pejuang
DNAmu adalah DNA pemenang
Namun, semangatmu adalah semangat rongsokan
Kau ucap dengan lantang citamu dahulu
Kau bisikkan dengan lirih sekarang apa yang kau mau
Ayo pemuda!
Putar lagi otakmu, pacu lagi nyalimu
Walau hujan tidak datang kala kau mengharapkan
Meski matahari kerap membakar tiap kau giat berjalan
Semangatmu tidak akan menghitam
Gertak hatimu, “Diri ini bukan pecundang, aku layak menang!.”
Menyerahlah, menyerahlah untuk diam dan pasrah
Bergeraklah, untuk terus maju dan melangkah
Olah prosesmu
Rebus kembali anganmu
Bahan bakarmu belum saatnya habis
Semangatmu belum waktunya menipis
Wujudkan dengan nyata pemuda yang muda
Bukan pemuda dengan semangat yang renta
0 comments:
Post a Comment