Sosiologi Agama adalah salah satu program studi di lingkungan IAIN Tulungagung.yang bernaung di bawah Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD). SALAM SATU WARNA

Wednesday, November 8, 2017

Auguste Comte Dan Pemikirannya


Auguste Comte lahir di Montpellier, Perancis, terhadap 17 Januari 1798. Mempunyai nama ori Isidore Marie Auguste Comte, dia berasal dari keluarga bangsawan Katholik. Dia menempuh pendidikan di Ecole Polytechnique & membawa juusan kedokteran di Montpellier. COmte pun berpengalaman berikan les matematika & jadi murid sekaligus sekretaris Saint Simon.

Comte mempunyai kisah cinta platonik & tragis. Menikah bersama Caroline Massin, satu orang pekerja sex, dia bercerai kepada 1842. Dirinya menikah dgn Clotide de Vlaux tapi pernikahan tersebut tak berusia lama. Clotide de Vlaux wafat dunia dikarenakan sakit Tubercolosis.

Kehidupan pribadi Comte sbg pemikir agung dilingkupi kemiskinan. Dirinya dikenal yang merupakan sosok emosional dalam persahabatan. Comte serta kerap terlibat konflik dalam persoalan cinta. Percobaan bunuh diri juga sempat dilakukan oleh tokoh kunci sosiologi ini. Comte wafat dunia terhadap umur 59 th terhadap 5 September 1857.

Sewaktu karier intelektualnya Comte membuahkan tidak sedikit karyanya, antara lain Sistem of Positive politics, The Scientific Labors Necessary for Reorganization of Society (1882), The Positive Philosophy (6 jilid 1830-1840), Subjective Synthesis (1820-1903).

Pemikiran Auguste Comte, selaku orang yg mengawali kajian sosiologi & seterusnya dinamakan yang merupakan Bpk sosiologi ini, dipengaruhi oleh revolusi Perancis. Revolusi Perancis menjadikan penduduk terbelah jadi dua. Mula-mula warga yg optimis, positif yg memandang hari esok tambah baik bersama ilmu wawasan, tehnologi & demokrasi. Ke-2 warga pesimis & negatif memandang hari esok & perubahan yg dinilai memunculkan anarkisme, konflik sosial & sikap individualistic.

Pemikiran Comte yg ternama salah satunya ialah penjabaran peristiwa perkembangan sosial atau peradaban manusia. Teori Comte tersebut membagi fase perkembangan peradaban jadi tiga step. Step mula-mula merupakan step teologis, sebelum 1300. Terhadap fase ini manusia belum jadi subyek bagi beliau & amat tergantung kepada dunia luar. Misalnya, kesuburan & panen padi satu orang petani tergantung kemurahannya Dewi Sri kepada konteks mitologi Indonesia.

Step ke-2, yaitu step metafisika. Terhadap step ini manusia atau warga mulai sejak memakai nalarnya. Keterbatasan nalar manusia terhadap fase ini merupakan kentalnya kecenderungan spekulasi yg belum lewat analisis empirik. Misalnya, nalar warga mengalami yg menilai kesusahansebagai takdir semata.

Step ke-3, step positifistik. Ini yakni step canggih, dimana manusia atau penduduk memanfaatkan nalarnya; jadi subyek & memandang yg lain juga sebagai obyek. Kepada step ini seluruhnya gejala alam atau fenomena yg berlangsung sanggup dijelaskan dengan cara ilmiah berdasarkan peninjauan, pengujian & sanggup dibuktikan dengan cara empiris.

Comte membagi masalah sosiologi jadi dua, adalah ranah sosial yg statis (social static) & ranah sosial yg dinamis (social dynamic). Ranah Sosial statis menuntut ilmu pertalian timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan yg senantiasa membutuhkan satu buah tatanan & kesepakatanbersama. Ranah dinamis menunjukkan watak ilmu wawasan yg menuntut ilmu berkaitan perkembangan warga, meneropong bagaimanakah lembaga-lembaga tersebut berkembang & mengalami perkembangan sepanjang massa.
http://biografi5.blogspot.co.id/2015/04/biografi-profil-dan-tokoh-sosiologi.html

0 comments: