Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis.
Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu
dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya,
maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol,
di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan
kepadanya oleh mereka yang menggunakannya
Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap
sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian
makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan
sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat
dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang
dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan
interpretative process
Interaksi sosial dapat terjadi bila
antara dua individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi
terhadap informasi yang disampaikan. Karp
dan Yoels menunjukkan beberapa hal
yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau interaksi
sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan Penampilan.
Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir yang
meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan
di sini dapat meliputi daya tarik
fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.
Interaksi sosial memiliki aturan, dan
aturan itu dapat dilihat melalui dimensi
ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan
jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi,
jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga
menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya
batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang
terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi
situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi
situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.
Kegiatan Belajar 2
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial yang
berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas bentuk kerja sama,
akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama
merupakan suatu usaha bersama individu
dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan.
Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana terjadi keseimbangan
dalam interaksi antara individu-individu atau kelompok-kelompok manusia
berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam
masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan.
Sedangkan Asimilasi merupakan suatu proses di mana pihak-pihak yang
berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta
tujuan-tujuan kelompok
Bentuk interaksi yang berkaitan
dengan proses disosiatif ini dapat
terbagi atas bentuk persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan merupakan suatu proses sosial, di mana
individu atau kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan
melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk
kontravensi merupakan bentuk
interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan dan pertentangan.
Sedangkan pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana individu atau
kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan
yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.
Untuk tahapan proses-proses asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp
menjelaskan tahapan interaksi sosial untuk mendekatkan dan untuk merenggangkan.
Tahapan
untuk mendekatkan meliputi tahapan
memulai (initiating), menjajaki (experimenting), meningkatkan (intensifying),
menyatupadukan (integrating) dan mempertalikan (bonding). Sedangkan tahapan
untuk merenggangkan meliputi membeda-bedakan
(differentiating), membatasi (circumscribing), memacetkan (stagnating),
menghindari (avoiding), dan memutuskan (terminating).
Pendekatan interaksi lainnya adalah
pendekatan dramaturgi menurut Erving
Goffman. Melalui pendekatan ini Erving
Goffman menggunakan bahasa dan
khayalan teater untuk menggambarkan fakta subyektif dan obyektif dari interaksi
sosial. Konsep-konsepnya dalam pendekatan ini mencakup tempat
berlangsungnya interaksi sosial yang disebut dengan social establishment,
tempat mempersiapkan interaksi sosial disebut dengan back region/backstage,
tempat penyampaian ekspresi dalam interaksi sosial disebut front region,
individu yang melihat interaksi tersebut disebut audience, penampilan dari
pihak-pihak yang melakukan interaksi disebut dengan team of performers, dan
orang yang tidak melihat interaksi tersebut disebut dengan outsider.
Erving Goffman juga menyampaikan
konsep impression management untuk menunjukkan usaha individu dalam menampilkan kesan tertentu pada orang lain.
Konsep expression untuk individu yang membuat pernyataan dalam interaksi.
Konsep ini terbagi atas expression given untuk pernyataan yang diberikan dan
expression given off untuk pernyataan yang terlepas. Serta konsep impression
untuk individu lain yang memperoleh kesan dalam interaksi.
0 comments:
Post a Comment